Sabtu, 07 November 2015

Makalah Kelompok Sosial Dalam Masyarkat Oleh Cici Mulyani


Kelompok – kolompok sosial
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ Pengantar Sosiologi “



Di Susun Oleh :
Nama :
·      Agung Prabowo
·      Cici Mulyani
PRODI :
Ø ADM. BISNIS D3
Semester : I
Dosen Pengasuh :
Nama :
·      Kuteb Syarifuddin, M. Pd. I





SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
(STIA) SETIH SETIO MUARA BUNGO
2015-2016



Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya dan Sholawat beserta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan kita nabi agung nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari alam kejahilan ke alam yang terang benderang yang disinari oleh ilmu pengetahuan iman dan islam.Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Kuteb Syarifuddin M. Pd. I yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kemajemukan ( Diferensiasi Sosial ) ” ini.
Harapan kami, penyusunan makalah ini akan dapat berguna buat saudara/i sekalian yang membacanya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu membuat makalah ini, kami pun menerima kritik dan saran dari semua pihak atau saudara/i sekalian demi kemajuan serta kesempurnaan makalah kami.










______________________________________________________________ii




Daftar isi
Kata pengantar .......................................................................................................... ii
Dafatr isi ..................................................................................................................iii

BAB I
ü  Pendahuluan
·       Latar Belakang
·       Rumusan Masalah
·       Tujuan
BAB II
ü  Pembahasan
A.   Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Hidup
B.   Kecenderungan Manusia Berkelompok
C.   Defenisi Kelompok Sosial
D.   Macam – macam Kelompok sosial
E.   Masyarakat Desa & Masyarakat Kota
BAB III
ü  Penutupan
·         Kesimpulan
·         Saran
·         Daftar Pustaka





  
______________________________________________________iii

Bab I
Pendahuluan

A.  Latar Belakang
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok.
Kelompok  sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung.Kelompok social primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara.Misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda.  Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputifaktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu  masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa Defenisi Manusia sebagai Makhluk Hidup  ?
2.    Aapa Defensi Kelompok sosial ?
3.    Apa saja Perbedaan Masyrakat Desa dengan Masyarakat kota ?
C.   Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas  tentang dorongan yang menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, Manusia sebagai mahkluk hidup yang berkecendrungan berkelompok, dan arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyarakat.

Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Hidup
Telah merupakan pendapat psikologi modern bahwa manusia selain merupakan makhluk biologis yang sama dengan makhluk hidup lainnya, adalah juga mkhluk yang mempunyai sifat-sifat tersendiri yang berbeda dengan makhluk dunia lainnya. Oleh karena itu dalam mempelajari manusia kita harus mempunyai sudut pandang yang khusus pula.
Kita tidak dapat menjadikan manusia hanya sebagai obyek seperti pandangan kaum materialis, tetapi kita juga tidak dapat mempelajari manusia hanya dari kesadarannya saja seperti pandangan kaum idealis. Manusia adalah obyek yang sekaligus juga subyek. E.Cassirer menyatakan bahwa manusia itu adalah “Makhluk Simbolis” dan Plato merumuskan : “Manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya, tetapi dalam kehidupan sosial dan kehidupan politiknya. Sedangkan menurut faham filsafat eksistensialisme : “Manusia adalah eksistensi”. Manusia tidak hanya ada atau berada di dunia ini , tetapi ia secara aktif “mengada”.
          Manusia tidak semata-mata tunduk pada kodratnya dan secara pasif menerima keadaanya, tetapi ia selalu secara sadar dan aktif menjadikan ia sesuatu. Proses perkembangan manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri, berbeda dengan makhluk-makhluk yang lainnya yang sepenuhnya tergantung pada alam. Kebutuhan untuk terus menerus menjadi inilah yang khas manusiawi, dan karena itu pulalah manusia bisa berkarya, bisa mengatur dunia untuk kepentingannya, sehingga timbullah kebudayaan dalam segala bentuknya itu, yang tidak terdapat pada makhluk lainnya. Bentuk-bentuk kebudayaan ini antara lain adalah sistem perekonomian, kehidupan sosial dengan norma-normanya dan kehidupan politik.
2.2  Kecenderungan Manusia Berkelompok
Manusia adalah mahluk sosial. Sosialitas manusia, secara asasi merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak. Manusia hanya dapat berkembangan sebagai manusia seutuhnya hanya bila ia berada dalam kelompok. Karl Marx (Perdue, 1986:312) menyatakan bahwa sociability manusia lebih dari sekedar pengertian bahwa manusia membutuhkan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Marx melihat manusia sebagai human social animal yang dapat berkembang sebagai peribadi dalam kelompok masyarakat.
Dan bahkan kita dapat menggarisbawahi kenyataan ini, bahwa tidak seorangpun manusia berada diluar kelompok sosial.
Seorang individu akan lahir dalam keluarga. Keluarga dalam hal ini merupakan salah satu bentuk dari kelompok sosial. Mungkin saja ada kenyataan bahwa ada individu yang lahir, namun dibuang oleh ibunya yang melahirkan. Peristiwa seperti ini
tidak membuktikan bahwa manusia tidak selalu lahir dalam konteks sosial, tetapi mengafirmasi kenyataan bahwa individu yang akan berkembang di luar konteks keluarga tidak akan pernah berkembang sebagaimana mestinya manusia. Bahkan dalam kenyataan bayi atau individu yang dibuang itu pasti akan menemukan kelurganya yang baru yang bersedia memeliharanya.
Kenyataan bahwa setiap perisitiwa pembuangan seorang individu akan selalu mendapat reaksi negatif dari masyarakat luas, membuktikan sosialitas manusia itu sendiri.
Kelompok sosial (Macionis, 1989:174) pada umumnya didefenisikan sebagai dua atau lebih orang yang memiliki suatu identitas bersama dan yang berinteraksi secara regular. Apapun bentuknya, kelompok Sosial terdiri dari orang-orang yang memiliki kesadaran keanggotaan yang sama yang didasarkan pada pengalaman, loyalitas, dan kepentingan yang sama. Singkatnya mereka sadar tentang individualitas mereka, sebagai anggota dari Kelompok Sosial yang secara spesifik disadari sebagai “kita”.
2.3  Defenisi Kelompok Sosial
Yang dimaksud dengan kelompok sosial adalah suatu kumpulan orang yang saling bekerjasama, saling berinteraksi dan saling menyadari kepentingan antar sesama anggotanya. Atau definisi kelompok sosial yaitu suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua individu ataupun lebih untuk saling berinteraksi. Kelompok dapat diciptakan oleh anggota masyarakat dan kelompok juga dapat memberikan pengaruh pada perilaku anggotanya. Contoh kelompok sosial misalnya jika berdasarkan tempat seperti RT dan RW, jika berdasarkan suatu ikatan darah seperti keluarga, kerabat dan lain-lain.
Adapun penjelasan tentang kelompok sosial menurut beberapa para ahli, yang diantaranya sebagai berikut ini:
Menurut George Homans: Kelompok sosial yaitu kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi & memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi & berhubungan timbal balik.
Jika menurut Hendropuspito: Kelompok sosial sebagai suatu kumpulan nyata, teratur & tetap dari individu – individu yang melaksanakan peran – perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
Dan menurut Paul B.Horton & Chester L.Hunt: Kelompok sosial sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya & saling berinteraksi.
2.4  Macam – macam Kelompok sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
• Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
• Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
• Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
• Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah.

2.5  Masyarakat Desa & Masyarakat Kota
a.     Masyarakat Desa (Rural Society)
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.
·         Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :
1.    Anggota komunitas kecil
2.    Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan
3.    Sistem kepemimpinan informal
4.    Ketergantungan terhadap alam tinggi
5.    Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa panen, bersih desa.
6.    Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi
7.    Kontrol sosial antara warga kuat
8.    hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
9.    Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
10.  Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
11.  Tingkat mobilitas sosialnya rendah
12.  Penghidupan utama adalah petani.

b.    Masyarakat Perkotaan
Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.
·         Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
1.    Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler
2.     Sikap mandiri yang kuat  dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingg cenderung individualistis
3.    Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
4.    Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
5.    Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
6.    Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
7.    Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
8.    Kontrol sosial antar warga relatif rendah
9.    Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
10.  Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis,   memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.

  
TABEL PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
NO.

ASPEK

MASYARAKAT PERDESAAN


MASYARAKAT PERKOTAAN
1.
Lingkungan dan orientasi terhadap alam

Kenyataan alam sangat menunjang kehidupan

Cenderung bebas dari kenyataan alam

2.
Pekerjaan/ mata pencaharian

Yang menonjol adalah bertani, nelayan, beternak

Beraneka ragam dan terspesialisasi


3.
Ukuran komunitas

Lebih kecil dengan tingkat kepadatan rendah

Lebih besar dan kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi

4.
Homogenitas/ heterogenitas

Homogenitas dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.

Heterogenitas dalam ciri-ciri sosial, kebudayaan, pekerjaan, dll.

5.
Pelapisan sosial

Ukuran pada kepemilikan tanah, kepercayaan, bahasa, adat istiadat

Ukuran pada kekayaan materi, tingkat pendidikan, Kesenjangan sosial relatif besar.

6.
Mobilitas Sosial

Relatif kecil karena masyarakat homogen

Relatif besar karena masyarakat heterogen



7.

Interaksi Sosial


Bentuk umum adalah kerjasama konflik sedapat mungkin dihindari, cenderung bersifat informal


Bentuk umum adalah persaingan, karena motif ekonomi, cenderung bersifat formal.

8.
Pengawasan Sosial

Kualitas pribadi tentukan oleh kejujuran, kebangsawanan dan pengalaman

Kualitas pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi

9
Pola Kepemimpinan

Kualitas pribadi ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan pengalaman

Kualitas pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi

10.
Solidaritas Sosial

Solidaritas sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah dalam berbagai macam kegiatan

Solidaritas masih berorientasi pada kepentingan tertentu.
  

Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Kelompok Sosial adalah sekumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Bergabung dengan sebuah kelompok adalah suatu pilihan. Namun terdapat dua faktor yang mengarahkan kepada pilihat tersebut yaitu kedekatan dan kesaman. Semakin dekat sesoerang maka mereka semakin sering saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Jadi, kedekatan fisik merupakan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang menjadi terbentuknya kelompok sosial. Namun tidak hanya itu, kelompok juga terbentuk karena adanya kesamaan antar anggota-anggotanya. Kesamaan artinya, kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelegensi, atau karakter personal lain.
3.2  Saran
 Sebagai makhluk yang diberi kelebihan oles sang Pencipta, hendaknya kita dapat memanfaatkan sebagik-baiknya anugerah yang diberi oleh-Nya.
            Manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya karena manusia mempunyai akal budi dan kemauan yang kuat.  Dengan  akal budi dan kemauan yang kuat, manusia dapat menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lainnya dan Mampu Berinteraksi dengan satu individu dengan individu yang lainnya sehingga tercipta menjadi satu kelompok.




Daftar Pustaka

Anonim. (2014). “Kelompok Sosial”. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial [07 September 2014]
Mansyur, Cholil. (1980). Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya : Usaha Nasional
Saidang, (2007). Sosiologi untuk SMA Kelas X. Solo : CV Hamka MJ
Saidang. (2010). Sosiologi untuk SMA Kelas XI. Solo : CV Hamka MJ
Soekanto, Soerjono (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Untuk Ibu

                                                       Karya Cici Mulyani ( Muol Muol) Pernah merasa sakit saat jatuh  pernah merasa ...